Sabtu, 27 Agustus 2011

Menanti Tanda-tanda Kekuasaan Allah di Akhir Zaman


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

Menanti Tanda-tanda Kekuasaan Allah di Akhir Zaman

Penulis: Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu berkata:

“Pada hari datangnya sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Rabbmu, yang merupakan kejadian yang luar biasa, yang dengannya diketahui bahwa kehancuran telah demikian dekat, dan kiamat tidak lama lagi. Maka tidak bermanfaat keimanan dari satu jiwa yang sebelumnya tidak beriman atau yang belum membuahkan kebaikan dalam keimanannya, yakni apabila telah dijumpai sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak bermanfaat keimanan seorang yang kafir apabila dia hendak beriman.



يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِن قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انتَظِرُواْ إِنَّا مُنتَظِرُوْنَ
“Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabb-mu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah oleh kalian sesungguhnya kamipun menunggu (pula)’.” (Al-An’am: 158)

Penjelasan Makna Ayat 

NASEHAT UNTUK ORGANISASI MUHAMMADIYYAH ( REVISI )


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

NASEHAT UNTUK ORGANISASI MUHAMMADIYYAH ( REVISI )

Penulis: Al Ustadz Abu Abdillah Muhammad Yahya

 

Surabaya - Penggunaan teropong canggih untuk melihat hilal dinilai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Prof Syafiq Mughni sah-sah saja. Namun, Rukyat tidak bisa hanya ditentukan dengan melihat hilal baik menggunakan mata telanjang maupun teropong digital.

Penentuan hilal dengan mata telanjang dilakukan karena belum berkembangnya ilmu pengetahuan. “Itu dulu waktu jaman Nabi Muhammad melihat dengan mata telanjang,” ujar Mughni saat dihubungi detiksurabaya.com, Kamis (6/9/2007)


Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepada umat Islam assunnah dan isnad. Dan yang telah meninggikan derajat ulama hadits di setiap zaman dan tempat. Dan yang telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kita dengan sambungan riwayat. Dan yang telah membaguskan dan membuat indah wajah-wajah para muhaddits dan para periwayat. Yaitu orang-orang yang berjalan dan mengajak manusia untuk menempuh jalan yang penuh petunjuk lagi selamat.Kami memohon perlindungan dan ampunan kepada Allah dari kejelekan perbuatan jiwa dan dosa-dosa yang berkarat. Barangsiapa yang diberi petunjuk-Nya, niscaya tidak ada yang bisa membuatnya sesat.

Tujuh Keajaiban Dunia


Tujuh Keajaiban Dunia


Menara Pisa, Tembok Cina, Candi Borobudur, Taaj Mahal, Ka’bah, Menara Eiffel, dan Piramida di mesir, inilah semua keajaiban dunia yang kita kenal. Namun sebenarnya semua itu belum terlalu ajaib, karena di sana masih ada tujuh keajaiban dunia yang lebih ajaib lagi. Mungkin para pembaca bertanya-tanya, keajaiban apakah itu?
Memang tujuh keajaiban lain yang kami akan sajikan di hadapan pembaca sekalian belum pernah ditayangkan di TV, tidak pernah disiarkan di radio-radio dan belum pernah dimuat di media cetak. Tujuh keajaiban dunia itu adalah:

Download kitab Ushul Sunnah


http://warisansalaf.files.wordpress.com/2011/01/ushul-sunnah_roziyain.pdf

Siapakah Suamimu di Surga?


Siapakah Suamimu di Surga?

Saudariku muslimah, tahukah kamu siapa suamimu di surga kelak?(1) Artikel di bawah ini akan menjawab pertanyaan anti. Ini bukan ramalan dan bukan pula tebakan, tapi kepastian (atau minimal suatu prediksi yang insya Allah sangat akurat), yang bersumber dari wahyu dan komentar para ulama terhadapnya. Berikut uraiannya:

Perlu diketahui bahwa keadaan wanita di dunia, tidak lepas dari enam keadaan:
1. Dia meninggal sebelum menikah.
2. Dia meninggal setelah ditalak suaminya dan dia belum sempat menikah lagi sampai meninggal.
3. Dia sudah menikah, hanya saja suaminya tidak masuk bersamanya ke dalam surga, wal’iyadzu billah.
4. Dia meninggal setelah menikah baik suaminya menikah lagi sepeninggalnya maupun tidak (yakni jika dia meninggal terlebih dahulu sebelum suaminya).
5. Suaminya meninggal terlebih dahulu, kemudian dia tidak menikah lagi sampai meninggal.
6. Suaminya meninggal terlebih dahulu, lalu dia menikah lagi setelahnya.

Berikut penjelasan keadaan mereka masing-masing di dalam surga: 

Nasehat Berharga Kepada Setiap Pedagang



Nasehat Berharga Kepada Setiap Pedagang

Alhamdulillah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dari-Nya, dan memohon ampunan kepada-Nya. Saya bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu baginya dan saya juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Shalawat dan salam yang berlimpah atas beliau dan atas seluruh pengikut beliau. Amma ba’du:

Sesungguhnya mencari harta adalah perkara yang disyariatkan. Rabb kita -Azza wa Jalla- berfirman di dalam kitab-Nya yang mulia, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali-Imran: 14) 

Kriteria Makanan Halal (2)


Kriteria Makanan Halal (2)

Hukum Beberapa Jenis Makanan

Setelah memahami ketiga pendahuluan di atas, maka berikut penyebutan satu persatu makanan yang dibahas oleh para ulama beserta hukumnya masing-masing: 

Kriteria Makanan Halal


Kriteria Makanan Halal


Pendahuluan

Termasuk di antara keluasan dan kemudahan dalam syari’at Islam, Allah -Subhanahu wa Ta’ala- menghalalkan semua makanan[1] yang mengandung maslahat dan manfaat, baik yang kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun masyarakat. Demikian pula sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang mudhorotnya lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara ini sangat ditentukan -setelah hidayah dari Allah- dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya. Karenanya Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah bersabda:

أَيُّمَا لَحْمٍ نَبَتَ مِنَ الْحَرَامِ فَالنَّارُ أَوْلَى لَهُ

“Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih pantas untuknya”.

Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis: 

Penyebab Terjadinya Perpecahan


Penyebab Terjadinya Perpecahan

وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُوْنِ. فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ زُبُراً كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ


“Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Rabbmu, maka bertakwalah kepada-Ku. Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah-belah menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).” (Al-Mukminun: 52-53) 

Jumat, 26 Agustus 2011

Membangun Istana Kelembutan


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

Membangun Istana Kelembutan

Penulis: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin
Kekerasan terhadap anak, telah demikian banyak terjadi. Bahkan, kekerasan yang terjadi tidak sedikit yang dilakukan secara tidak terukur. Dorongan untuk melakukan kekerasan pada anak lebih dikarenakan situasi emosional yang tidak stabil. Nafsu angkara menjadi mudah tersulut kala anak bertindak salah. Struktur kejiwaan seperti ini, ibarat petasan, ia bersumbu pendek. Sekali sulut, langsung meledak

Anak, Antara Harapan dan Impian


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

Anak, Antara Harapan dan Impian

Penulis: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin
Sungguh, tiada mampu terperikan bila Al-Qur`an ditinggalkan. Orangtua pun lalai dari zikir (mengingat) Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rumah dipenuhi dengan suara hiruk pikuk tetabuhan musik, dendang nasyid nan memabukkan jiwa, dan tembang lagu yang membangkitkan syahwat. Apatah lagi yang bisa diharapkan dari rumah yang sarat racun yang mematikan qalbu. Dahsyat! Ini merupakan upaya sistematis dari kalangan setan untuk memalingkan anak sehingga ternodai fitrahnya.

“PEMBEBEK DA’I SESAT YUSUF BIN ABDILLAH AL-QORDLOWI?”


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

“PEMBEBEK DA’I SESAT YUSUF BIN ABDILLAH AL-QORDLOWI?”

Kamis, 15-November-2007
Penulis: Abu Muhammad Abdurrahman bin Sarijan

MEMBUNGKAM SUARA PARA PERUSAK SYARI’AT

“PEMBEBEK DA’I SESAT YUSUF BIN ABDILLAH AL-QORDLOWI?”


Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasulullah. Wa ba’du :

Sesungguhnya bencana yang tengah menimpa umat dewasa ini adalah menjamurnya kelompok-kelompok orang yang berani memanipulasi (memalsukan) “selendang ilmu” dengan mengubah bentuk syari’at Islam dengan istilah “tajdidi” (pembaharuan), mempermudah sarana-sarana kerusakan dengan istilah “fiqih taysiir” (fiqih penyederahanaan masalah), membuka pintu-pintu kehinaan dengan kedok “ijtihad” (upaya keras untuk mengambil konklusi hukum Islam), melecehkan sederet sunnah-sunnah Nabi dengan kedok “fiqih awlawiyyat” (fiqih prioritas), dan berloyalitas (menjalin hubungan setia) dengan orang-orang kafir dengan alasan “memperindah corak (penampilan) Islam”.

DI BALIK POPULARITAS DR. YUSUF AL QARDHAWI : DR. YUSUF AL QARDHAWI DAN NON MUSLIM


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

DI BALIK POPULARITAS DR. YUSUF AL QARDHAWI : DR. YUSUF AL QARDHAWI DAN NON MUSLIM

 
Sesungguhnya bencana yang tengah menimpa umat dewasa ini adalah menjamurnya kelompok-kelompok orang yang berani memanipulasi (memalsukan) “selendang ilmu” dengan mengubah bentuk syari’at Islam dengan istilah “tajdid” (pembaharuan), mempermudah sarana-sarana kerusakan dengan istilah “fiqih taysiir” (fiqih penyederahanaan masalah), membuka pintu-pintu kehinaan dengan kedok “ijtihad” (upaya keras untuk mengambil konklusi hukum Islam), melecehkan sederet sunnah-sunnah Nabi dengan kedok “fiqih awlawiyyat” (fiqih prioritas), dan berloyalitas (menjalin hubungan setia) dengan orang-orang kafir dengan alasan “memperindah corak (penampilan) Islam”.

Kesalahan-kesalahan Yusuf Qaradhawi


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

Kesalahan-kesalahan Yusuf Qaradhawi

Penulis: Asy-Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Manshur Al 'Udaini Al Yamani
Pernah Muhammad Bin Bundar As-Sabbak Al-Jurjani berkata kepada Imam Ahmad bin Hambal, "Berat bagiku untuk mengatakan si fulan lemah, si fulan pendusta." Maka berkata Al-Imam, "Jika kamu diam dan saya pun diam, bagaimana si jahil mengetahui yang benar dari yang salah."  

Siapakah DR Yusuf Al-Qardhawi -hadahullah-


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

Siapakah DR Yusuf Al-Qardhawi -hadahullah-

 
Qardhawi berkata : “Wahai saudara-saudara sekalian, sebelum meninggalkan tempat ini, saya ingin menyampaikan suatu kalimat berkenaan dengan hasil Pemilu Israel. Dulu orang-orang Arab menaruh harapan kepada kesuksesan Perez dan dia sekarang telah jatuh, inilah yang kita puji dari Israel.  Kita berharap nagara kita bisa seperti negara ini (Israel), yaitu karena kolompok kecil seorang penguasa bisa jatuh, dan rakyatlah yang menentukan hukum tanpa ada hitung-hitungan prosentase yang kita kenal di negeri kita 99,99 persen. Sungguh ini semua adalah kedustaan dan tipuan. Seandainya Allah menampakkan diri kepada manusia, maka Dia tak akan mampu mancapai prosentase sebesar ini. Kami mengucapkan selamat kepada Israel atas apa yang telah diperbuatnya."

YUSUF AL QORDHOWI ( Hati-hati darinya, wahai kaum muslimin..! )


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

YUSUF AL QORDHOWI ( Hati-hati darinya, wahai kaum muslimin..! )

 

Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasulullah. Wa ba’du :

Sesungguhnya bencana yang tengah menimpa umat dewasa ini adalah menjamurnya kelompok-kelompok orang yang berani memanipulasi (memalsukan) “selendang ilmu” dengan mengubah bentuk syari’at Islam dengan istilah “tajdidi” (pembaharuan), mempermudah sarana-sarana kerusakan dengan istilah “fiqih taysiir” (fiqih penyederahanaan masalah), membuka pintu-pintu kehinaan dengan kedok “ijtihad” (upaya keras untuk mengambil konklusi hukum Islam), melecehkan sederet sunnah-sunnah Nabi dengan kedok “fiqih awlawiyyat” (fiqih prioritas), dan berloyalitas (menjalin hubungan setia) dengan orang-orang kafir dengan alasan “memperindah corak (penampilan) Islam”. Tokoh yang menjadi pentolannya adalah seorang tukang fatwa lewat parabola, Yusuf Qardhawi, yang berusaha keras menyebarkan gagasan-gagasan pemikiran di atas lewat tayangan-tayangan parabola, jaringan-jaringan internet, konfrensi-konfrensi, studi-studi keislaman, ceramah-ceramah, dan lain-lain.

Bahaya Pemikiran Takfir Sayid Quthb


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

Bahaya Pemikiran Takfir Sayid Quthb

Penulis: Ustadz Muhammad Umar As-Sewed
Bukan riwayat hidup beliau yang akan saya tulis dalam kertas ini. Sudah terlalu banyak orang yang menuliskannya dengan indah, bahkan kadang berlebihan. Bukan pula perhitungan amal dan perbandingan antara kebaikan dan kejelekan yang akan saya terangkan karena perhitungan amal dan hisab akan Allah tegakkan di hari perhitungan kelak dengan teliti dan akan Allah balas dengan seadil-adilnya.

Saya hanya menukilkan nasihat untuk seluruh kaum muslimin agar berhati-hati dari pemikiran Sayid Quthb yang berbahaya dan telah dituangkan kepada kaum muslimin dengan berbagai macam bahasa. Pemikiran beliau ini laku keras di pasaran karena kekaguman kaum muslimin kepada gerakan, keberanian dan digantungnya beliau oleh tirani Mesir. Sehingga ketika mereka mendengar peringatan Ahlus Sunnah dari bahaya pemikiran Sayid Quthb, mereka tersentak kaget. Jantung mereka seakan berhenti sesaat. "Seorang pejuang Islam yang mati syahid di tiang gantungan tirani Mesir dikatakan sesat?" Seakan-akan orang yang mati di tiang gantungan tidak mungkin memiliki penyelewengan dan bahaya pemikiran.

Ahli Waris Hasan Al-Banna


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

Ahli Waris Hasan Al-Banna

Penulis: Al-Ustadz Qomar ZA, Lc

Umar At-Tilmisani
Dia adalah pimpinan umum ketiga dari gerakan Ikhwanul Muslimin, setelah Hasan Al-Banna. Ia telah membuka lebar-lebar pintu menuju kepada kesyirikan dengan mengatakan:
“Sebagian mereka mengatakan, bahwa Rasul Shalallahu 'alaihi wa sallam
memintakan ampun untuk orang-orang, bila mereka mendatangi beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam ketika masih hidup saja. Sementara bagi saya, tidak jelas mengapa dikaitkannya ayat1 dengan permintaan ampun tersebut saat Rasul Shalallahu 'alaihi wa sallam hidup saja. Sementara (menurut saya) dalam ayat tersebut tidak ada pembatasan semacam itu…
Umar At-Tilmisani
Dia adalah pimpinan umum ketiga dari gerakan Ikhwanul Muslimin, setelah Hasan Al-Banna. Ia telah membuka lebar-lebar pintu menuju kepada kesyirikan dengan mengatakan:
“Sebagian mereka mengatakan, bahwa Rasul Shalallahu 'alaihi wa sallam
memintakan ampun untuk orang-orang, bila mereka mendatangi beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam ketika masih hidup saja. Sementara bagi saya, tidak jelas mengapa dikaitkannya ayat1 dengan permintaan ampun tersebut saat Rasul Shalallahu 'alaihi wa sallam hidup saja. Sementara (menurut saya) dalam ayat tersebut tidak ada pembatasan semacam itu…

Al Wala` Wal Bara` Ala Ikhwanul Muslimin


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

Al Wala` Wal Bara` Ala Ikhwanul Muslimin

Penulis: Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi Lc

Ikhwanul Muslimin (untuk selanjutnya disingkat IM) bisa diibaratkan seperti lokomotif bagi gerbong-gerbong kelompok harakah (pergerakan) Islam dewasa ini1. Pasalnya, IM tergolong kelompok paling tua dalam dunia harakah, bahkan telah banyak melahirkan kelompok-kelompok pergerakan yang muncul setelahnya.
Ikhwanul Muslimin (untuk selanjutnya disingkat IM) bisa diibaratkan seperti lokomotif bagi gerbong-gerbong kelompok harakah (pergerakan) Islam dewasa ini1. Pasalnya, IM tergolong kelompok paling tua dalam dunia harakah, bahkan telah banyak melahirkan kelompok-kelompok pergerakan yang muncul setelahnya.

Sejarah Suram Ikhwanul Muslimin


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

Sejarah Suram Ikhwanul Muslimin

Penulis: Al-Ustadz Qomar ZA, Lc
Pemikiran dan buku tokoh-tokoh mereka, semacam Hasan Al-Banna, Sayyid Quthub, Said Hawwa, Fathi Yakan, Yusuf Al-Qardhawi, At-Turabi tersebar luas dengan berbagai bahasa, sehingga sempat mewar-nai gerakan-gerakan dakwah di berbagai negara.
Ikhwanul Muslimin, gerakan ini tidak bisa lepas dari sosok pendirinya, Hasan Al-Banna. Dialah gerakan Ikhwanul Muslimin dan Ikhwanul Muslimin adalah dia. Karismanya benar-benar tertanam di hati pengikut dan simpatisannya, yang kemudian senantiasa mengabadikan gagasan dan pemikiran Al-Banna di medan dakwah sepeninggalnya.
Untuk mengetahui lebih dekat hakikat gerakan ini, mari kita simak sejarah singkat Hasan Al-Banna dan berdirinya gerakan Ikhwanul Muslimin. 

Al-Qur’an Kalamullah Bukan Makhluk [Tanggapan atas Jawaban Seorang Doktor di Detik Ramadhan]


Al-Qur’an Kalamullah Bukan Makhluk [Tanggapan atas Jawaban Seorang Doktor di Detik Ramadhan] 

ADAB-ADAB BERBICARA BAGI WANITA MUSLIMAH


ADAB-ADAB BERBICARA BAGI WANITA MUSLIMAH
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Wahai saudariku muslimah..

Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara,Allah Ta'ala berfirman:

” لا خير في كثير من نجواهم إلا من أمر بصدقة أو معروف أو إصلاح بين الناس ” (النساء: الآية 114).

Artinya:

"Dan tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah,atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia ". (An nisa:114)



Dan ketahuilah wahai saudariku,semoga Allah ta'ala merahmatimu dan menunjukimu kepada jalan kebaikan, bahwa disana ada yang senantiasa mengamati dan mencatat perkataanmu.

"عن اليمين وعن الشمال قعيد. ما يلفظ من قولٍ إلا لديه رقيب عتيد ” (ق: الآية 17-18)

Artinya:

"Seorang duduk disebelah kanan,dan yang lain duduk disebelah kiri.tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir" (Qaaf:17-18). 

INILAH DO’A/BACAAN KETIKA MENYERAHKAN/MEMBAYAR & MENERIMA ZAKAT


INILAH DO’A/BACAAN KETIKA MENYERAHKAN/MEMBAYAR & MENERIMA ZAKAT :
 --------------------------------------------------------------------------------------------------
 Doa Ketika Berzakat 

WANITA SALIHAH BERSAMA SUAMI TERAKHIRNYA DI DALAM SURGA


WANITA SALIHAH BERSAMA SUAMI TERAKHIRNYA DI DALAM SURGA


Syaikh Muhammad Ali Firkaus hafizhahullah Ta'ala




Beliau ditanya: setelah masa iddah-ku selesai disebabkan karena suamiku meninggal, ada beberapa orang yang datang melamarku, dan aku enggan menikah agar aku menjadi istri bagi suami pertamaku yang telah meninggal, yang ketika aku bersamanya kami memiliki 3 orang anak.


Alasanku dalam hal ini adalah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam:

«المَرْأَةُ لآخِرِ أَزْوَاجِهَا»

"seorang wanita itu bersama suami terakhirnya."

Dan telah dipraktekkan pula oleh Ummu Darda' radhiallahu anha, apakah aku berdosa jika aku menolak untuk menerima pinangan orang yang telah diridhai agama dan akhlaknya?

Beliau -hafizhahullah- menjawab: 

MENJAWAB TELEPON KETIKA SHALAT


MENJAWAB TELEPON KETIKA SHALAT


Lajnah Daaimah ditanya:

“sebagian kaum muslimin mengerjakan salah satu shalat di rumahnya, tiba- tiba telepon berdering, dan deringan ini menyibukkan mereka dalam waktu yang lama. Apakah dibolehkan dalam kondisi seperti ini seseorang yang shalat maju atau mundur untuk mengangkat telepon dan dia bertakbir atau mengangkat suaranya ketika membaca bacaannya agar yang menelepon mengetahui bahwa dia sedang shalat, diqiyaskan kepada bolehnya orang yang shalat membuka pintu atau mengangkat suaranya kepada yang bertamu?


Lajnah menjawab: 

Kamis, 25 Agustus 2011

Keutamaan Bersiwak


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

Keutamaan Bersiwak

Penulis: Al-Ustadz Abu Ishaq Muslim Al-Atsari

Bersiwak (membersihkan mulut dengan kayu dari pohon araak) merupakan perbuatan yang sangat disukai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada beberapa waktu yang sangat dianjurkan oleh syariat untuk kita bersiwak. Bila kita mampu menjalankan ajaran Rasulullah ini Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak hanya mulut kita yang menjadi bersih, namun pahala dan keridhaan Allah pun insya Allah bisa kita raih. 

SIWAK


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

SIWAK
   
Siwak jika di kasrah huruf sin-nya maka bermakna suatu kayu yang dipakai untuk menggosok gigi (Taisirul 'Allam, hal. 39)
Siwak adalah suatu perkara yang disyari'atkan, yaitu dengan menggunakan batang atau semisalnya, yang dipakai untuk membersihkan gigi dan gusi dari kekuning-kuningan
dan bau (Al-Mulakhkhas Al-Fiqhiy, hal. 29). 

Bila Kuburan Diagungkan, Bag-2


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

Bila Kuburan Diagungkan, Bag-2

   
Ziarah yang menjatuhkan pelakunya ke dalam kesyirikan seperti berdoa kepada penghuninya, menyembelih, bernadzar, meminta pertolongan, perlindungan, meminta diturunkannya hujan, kesembuhan, terpelihara dari musuh, malapetaka, dan sebagainya dari jenis-jenis kesyirikan
Prinsip kehidupan jahiliyah merupakan prinsip yang menyebabkan kerusakan akal dan fitrah manusia. Oleh karena itu, kaum muslimin harus menjauhi prinsip-prinsip jahiliyah itu dan berusaha mengembalikan kemerdekaan akalnya, kemudian digunakan untuk berfikir tentang sesuatu yang bisa mendatangkan mashlahat bagi dirinya di dunia dan di akhirat. Tentunya semua itu dilakukan dengan bimbingan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam dan melepaskan diri dari kungkungan prinsip-prinsip jahiliyah yang notabene merupakan pembunuh kemerdekaan berfikir yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada para hamba-Nya.
Pembunuhan kemerdekaan berpikir itu bisa dalam bentuk perbudakan terhadap sesuatu yang tidak berakal seperti batu, pepohonan, kuburan dan sebagainya. Akibatnya semua mashlahat hidup dan kemudaratannya harus digantungkan kepada benda-benda tersebut.
Pada kajian ini penulis mengajak untuk melengkapi pembahasan edisi sebelumnya tentang tema ‘Bila Kuburan Diagungkan’ dan menyelami bahtera kerusakan fitrah yang diakibatkan oleh hal tersebut. 

Bila Kuburan Diagungkan Bag.1


SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

Bila Kuburan Diagungkan Bag.1
 
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: “Termasuk dari tipu daya setan yang telah menimpa mayoritas orang sehingga tidak ada seorangpun yang selamat-kecuali orang-orang yang dipelihara oleh Allah- yaitu “Apa-apa yang telah dibisikkan para setan kepada wali-walinya berupa fitnah kuburan.” (Ighatsatul Lahfan, 1/182)

Hukum Mengambil Gambar Para Ulama di Majelis-majelis Mereka


Hukum Mengambil Gambar Para Ulama di Majelis-majelis Mereka



Syaikh Muqbil rahimahullah
Tanya : Apa hukum mengambil gambar (1) para ulama dalam muktamar-muktamar dan muhadharah-muhadharah mereka?
Jawab : “Gambar adalah perkara yang diharamkan, Nabi Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam bersabda :

WASIAT DAN NASEHAT AL-‘ALLAMAH ASY-SYAIKH RABI’ BIN HADI AL-MADKHALI Hafizhahullah Tabaraka wa Ta’ala Kepada Saudara-saudaranya Para Penuntut Ilmu As-Salafiyyin di Indonesia


WASIAT DAN NASEHAT

AL-‘ALLAMAH ASY-SYAIKH RABI’ BIN HADI AL-MADKHALI

Hafizhahullah Tabaraka wa Ta’ala

Kepada Saudara-saudaranya Para Penuntut Ilmu As-Salafiyyin

di Indonesia

Beliau sampaikan pada acara Daurah Ilmiah Asatidzah ke-4

di Ma’had Al-Anshar Yogyakarta - Indonesia

malam Rabu, 4 Sya’ban 1429 H 

Fatwa Ulama’ Sunnah tentang Demonstrasi & Mogok Makan


Fatwa Ulama’ Sunnah tentang Demonstrasi & Mogok Makan


Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- telah menetapkan bahwa seseorang tidak boleh memberontak kepada pemerintah, membangkang, durhaka, menyebarkan aibnya, baik lewat majalah, mimbar, pertemuan (majelis), dan lainnya, karena hal itu akan menimbulkan kerusakan; menyebabkan masyarakat tidak lagi segan, hormat, dan cinta kepada pimpinannya.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيْرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ إِلَّا مَاتَ مَيْتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barang siapa yang melihat sesuatu ia benci dari pemimpinnya, maka hendaknya ia bersabar atasnya, karena barang siapa yang meninggalkan jama’ah dengan sejengkal, lalu ia mati, kecuali ia akan mati seperti matinya orang jahiliyyah”. [HR. Al-Bukhariy dalam Shohih-nya (13/5), Muslim dalam Shohih-nya (3/1477), Ahmad dalam Al-Musnad (1/275), dan lainnya]
Hadits ini menjelaskan bahwa seorang tidak boleh durhaka kepada pemerintah, walaupun dalam perkara yang dianggap "sepele", karena yang sepele kadang jadi besar, parah, dan rawan. Berangkat dari hadits ini, para ulama kita mengharamkan demonstrasi, karena demo merupakan salah satu bentuk kedurhakaan, dan pembangkangan kepada pemerintah yang dilarang keras oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- . Karena banyaknya yang menyangka demo adalah perkara boleh, maka kami turunkan berikut ini fatwa-fatwa para ulama’ kaum muslimin dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang menjelaskan haramnya demonstrasi: 

FATWA KESESATAN JAMA’AH / ORMAS / YAYASAN WAHDAH ISLAMIYAH (Bag. 3)


FATWA KESESATAN JAMA’AH / ORMAS / YAYASAN WAHDAH ISLAMIYAH (Bag. 3)
Syaikh Rabi’ bin Hady Al-Madkhaly
[1]– hafidzhohullah –
(Imam Jarh wat Ta’dil)
Mereka tidak berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah, baik kepada pribadi-pribadi, kepada jama’ah-jama’ah maupun kepada pemerintah. Bahkan mereka menghukumi sesuai dengan hawa nafsunya, padahal mereka mendengung-dengungkan Hakimiyatullah sedangkan mereka adalah orang yang paling membangkang terhadap Hakimiyatullah. Dan saya melihat bahwasanya mereka lebih ekstrim dari Murji’ah dalam menyikapi ahli bid’ah dan kesesatan.

Fatwa Kesesatan Jama’ah / Yayasan / Ormas Wahdah Islamiyah (Bag. 2)


FATWA KESESATAN JAMA’AH / ORMAS / YAYASAN WAHDAH ISLAMIYAH (Bag. 2)
Syaikh Rabi’ bin Hady Al-Madkhaly [1]– hafidzhohullah –
(Imam Jarh wat Ta’dil)
بسم الله الرحمن الرحيم
Kemudian Syeikh membaca beberapa perkataan Zaitun dan memberikan komentarnya :
Perkataan Zaitun : “Karena itu disini ada poin yang penting. Tauhid kita[2] hendaknya membawa kita kepada pengertian yang syamil[3] terhadap ajaran Islam ini.”
Komentar Syeikh : “Demi Allah tauhid kalian menelantarkan faham Islam, tauhid kalian adalah tauhidnya Sayyid Quthb, ‘Abdurrahman ‘Abdul Kholiq dan orang-orang yang semisalnya dari kalangan Sururiyyin Quthbiyyin,
demi Allah, menelantarkan Islam dan kaum muslimin.”.
Perkataan Zaitun : “Hendaknya membawa kita kepada pengertian yang syamil terhadap ajaran Islam ini. Kita tidak bisa menganggap seseorang itu dikatakan sebagai orang yang bertauhid atau orang-orang yang benar-benar Salafiyyah lalu jika dia menganggap masih ada hukum lain yang lebih baik dari hukum Allah”.
Jawaban Syeikh : “Siapa yang menganggap bahwa di sana ada hukum lain yang lebih baik dari hukum Allah ? Menurut Salafiyyin dia kafir, sedangkan kamu masih ragu-ragu menentukan apakah dia Salafy atau bukan Salafy karena sesungguhnya kamu tidak mengerti Salafiyyah. Kami tidak ragu-ragu tentang keislamannya !!, dia kafir !! Lalu bagaimana dia (Zaitun-pent) mengatakan kita tidak mampu untuk mengatakan bahwasanya dia Salafy atau berada diatas Salafiyah. Ini perkataan orang yang tidak paham. Kami tidak mengatakan bahwa orang yang menganggap adanya hukum lain yang lebih baikdari hukum Allah -kami tidak mengatakan- dia itu Salafy, kami tidak mengatakan dia itu muslim, bahkan dia adalah kafir. Keraguanmu ini dan ketidaktegasanmu pada permasalahan ini, tentang hakimiyah yang merupakan hal yang paling khusus yang kalian sangat peduli terhadapnya sementara kamu ragu-ragu apakah dia Salafy atau bukan Salafy. Orang ini (yang menganggap bahwa disana ada hukum lain yang lebih baik dari hukum Allah) adalah kafir yang nyata menurut Salafiyyin dan Para Imam kaum muslimin”. 

Fatwa Kesesatan Jama’ah / Yayasan / Ormas Wahdah Islamiyah (Bag. 1)


Fatwa Kesesatan Jama’ah / Yayasan / Ormas Wahdah Islamiyah (Bag. 1)


FATWA KESESATAN JAMA’AH / ORMAS / YAYASAN WAHDAH ISLAMIYAH (Bag. 1)
Syaikh Rabi’ bin Hady Al-Madkhaly
[1]– hafidzhohullah –
(Imam Jarh wat Ta’dil) 

Rabu, 24 Agustus 2011

BAHAYA BERPALING DARI KALENDER HIJRIYYAH



BAHAYA BERPALING DARI KALENDER HIJRIYYAH

Sesungguhnya kaum muslimin ketika semakin banyak dan tersebar di muka bumi serta terjadi berbagai interaksi pada mereka, di samping kondisinya yang sudah tidak sama dengan kondisi pertama, maka mereka memerlukan kalender yang mereka jadikan acuan. Hal itu terjadi pada masa pemerintahan ‘Umar bin Al-Khaththâb Radhiallahu ‘anhu. Maka ada di antara mereka yang berpendapat : tahun kita mulai dari bulan Rabî’ul Awwâl, karena itu merupakan bulan yang padanya wahyu diturunkan pertama kali kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam , sekaligus bulan beliau hijrah ke Madinah dan sampai ke Madinah pada bulan itu juga kemudian mendirikan daulah/negara pada bulan itu pula. Namun akhirnya pendapat mereka sepakat menjadikan bulan pertama adalah bulan Muharram. Karena bulan tersebut setelah kaum muslimin selesai dari musim haji lalu kembali pulang. Ibadah haji, sebagaimana kita tahu, merupakan rukun ke-5 dari rukun-rukun Islam. Sehingga setelah kaum muslimin selesai dari pelaksanaan rukun yang besar tersebut kemudian mereka beristirahat setelahnya, terlebih pada zaman dulu mereka benar-benar merasakan keletihan untuk bisa sampai ke Makkah dan kembali lagi darinya. Maka mereka memandang bahwa awal tahun dimulai dari bulan Muharram. Pendapat ini merupakan pendapat yang terbimbing dan tepat. 

Tauhid, Inti Dakwah Para Nabi


Tauhid, Inti Dakwah Para Nabi

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُوْلٍ إِلاَّ نُوْحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُوْنِ

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Ilah (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian.” (Al-Anbiya: 25) 

Napak Tilas Kemenangan Umat Islam (Tafsir Al-Qur`an Surat An-Nashr Ayat 1-3)


Buletin Islam Al-Ilmu edisi no: 40 / XI / VIII / 1431
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Napak Tilas Kemenangan Umat Islam
(Tafsir Al-Qur`an Surat An-Nashr Ayat 1-3)

Para pembaca, semoga Allah Subhanallahu wa Ta’ala selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sebuah perjuangan dalam meninggikan kalimat Allah Subhanallahu wa Ta’ala tidaklah lepas dari ujian ataupun cobaan. Ia akan menimpa siapa saja yang menginginkan sebuah kemuliaan. Semakin besar nilai perjuangan itu, semakin besar pula kadar ujian yang akan diterimanya. Itulah perjuangan. Setiap insan tentu menginginkan keberhasilan dari perjuangan yang dijalaninya. Tanpa putus asa dan terus berusaha dengan diiringi doa kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala semata, keberhasilan dan kemuliaan akan Allah Subhanallahu wa Ta’ala berikan, insya Allah. 

AWAS! JANGAN DEKATI ZINA


Buletin Islam AL ILMU Edisi: 16/IV/VIII/1431
---------------------------------------------------------------------------------------------------
AWAS! JANGAN DEKATI ZINA!

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’: 32) 

Saudaraku! ‘Kan kusebut dirimu dalam doaku!



Saudaraku! ‘Kan kusebut dirimu dalam doaku!

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Wahai Rabb Kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami telah beriman lebih dahulu dari kami dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian terhadap orang-orang yang beriman (berada) dalam hati kami. Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr: 10) 

Tafsir Surat Al-Lahab (Al-Masad)



Tafsir Surat Al-Lahab (Al-Masad)


Mukaddimah

Para pembaca, semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa merahmati kita semua. Setiap insan tentu berharap dan mendambakan kehidupan yang bahagia di dunia dan lebih-lebih di akhirat kelak. Hal ini tidaklah bisa dicapai kecuali dengan menerima segala apa yang datang dari Allah subhanahu wata’ala dan mengikuti petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Al Ahzab: 71)

Dan demikian pula sebaliknya, segala bentuk kehinaan dan malapetaka bersumber dari sikap antipati dan berpaling dari peringatan Allah subhanahu wata’ala dan peringatan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Adalah sunnatullah, tidak ada seorangpun yang menolak dan mendustakan ajaran yang dibawa oleh para nabi, kecuali ia akan hina dan binasa. Allah subhanahu wata’ala dengan tegas menyebutkan dalam firman-Nya (artinya):

“Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling.” (Thaha: 48)

Lihatlah kisah umat-umat terdahulu seperti kaum ‘Ad, Tsamud, Qarun, Fir’aun dan Haman, Allah subhanahu wata’ala telah membinasakan mereka disaat mereka mendustakan dan berpaling dari ajaran yang dibawa oleh nabi yang diutus kepada mereka. Demikian pula apa yang telah terjadi pada umat nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, Allah subhanahu wata’ala telah menurunkan satu surat khusus yang berisi vonis kebinasaan bagi para pembangkang dan pengacau dakwah. Surat tersebut adalah Surat Al Masad atau dinamakan juga dengan surat Al Lahab. Surat ini terdiri atas 5 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. 

MENGURAI KEUTAMAAN DAN KANDUNGAN SURAT AN-NAAS


MENGURAI KEUTAMAAN DAN KANDUNGAN SURAT AN-NAAS


Para pembaca yang mulia, semoga Allah subhanahu wata’ala mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua,
Syaithan!!! siapa diantara kita yang tidak pernah mendengar kata ini. Sudah terlalu banyak orang yang terperosok dalam lembah kemaksiatan dan tenggelam dalam syhawat akibat ulahnya. Penebar “racun” di seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Menyeret manusia menjadi penghuni An Naar. Penampakannya yang kasat mata semakin membuat leluasa gerakannya. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Sesungguhnya syaithan dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (Al A’raaf: 27)
Syaithan adalah sumber dari segala kejelekan yang ada, perancang dari segala makar, peramu segala racun, menghembuskan was-was ke dalam hati-hati manusia, mengemas perbuatan jelek sebagai perbuatan yang baik. Sehingga kebanyakan manusia terpedaya dengan makar dan racunnya.
Namun kita tidak boleh gegabah dengan mengatakan ‘celaka kamu wahai syaithan’, justru syaithan semakin membesar seperti besarnya rumah. Tetapi bacalah basmalah (bismillah) niscaya syaithan semakin kecil seperti lalat. (HR. Abu Dawud no. 4330)
Bukankah Allah subhanahu wata’ala telah memberikan penawar bagi “racun” yang ditimbulkan oleh syaithan tersebut. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Al Isra’: 82)
Dan tidaklah Allah subhanahu wata’ala menurunkan suatu penyakit kecuali Allah subhanahu wata’ala telah menyediakan penawarnya. Salah satu dari penawar tersebut adalah surat An Naas, salah satu surat yang terdapat di dalam Al Quran dan terletak di penghujung atau bagian akhir darinya serta termasuk surat-surat pendek yang ada di dalam Al Quran.
Pada kajian kali ini, kami akan mengajak pembaca untuk mengkaji tentang keutamaan surat An Naas dan apa yang terkandung di dalamnya.

Keutamaan surat An Naas 

MENGGALI KANDUNGAN SURAT AL-FATIHAH



MENGGALI KANDUNGAN SURAT AL-FATIHAH


Para pembaca yang dirahmati Allah suhanahu wata’ala, setiap hari umat Islam menjalankan ritual shalat yang merupakan salah satu bentuk peribadahan kepada Allah suhanahu wata’ala. Setiap kita melaksanakan shalat, kita diperintah untuk membaca surat Al Fatihah sebagai salah satu rukun shalat. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

MEMETIK KEAGUNGAN SURAT AL-IKHLAS



MEMETIK KEAGUNGAN SURAT AL-IKHLAS


Surat Al Ikhlash termasuk diantara surat-surat pendek dalam Al Qur’an. Surat ini sering kali dibaca dan diulang-ulang, hampir-hampir sudah menjadi bacaan harian bagi setiap muslim baik ketika sholat ataupun dzikir. Bukan karena surat ini pendek dan mudah di hafal. Namun memang demikianlah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam keseharian beliau tidak lepas dari membaca surat yang mulia ini. Lebih dari itu surat yang mulia ini mengandung makna-makna yang penting dan mendalam. Oleh karena itu meski surat ini pendek tapi memiliki kedudukan yang tinggi dibanding surat-surat lainnya. Bahkan kedudukannya sama dengan sepertiga Al Qur’an. 

TAFSIR SURAT AL-’ASHR


TAFSIR SURAT AL-’ASHR


Para pembaca yang mulia –semoga Allah subhanahu wata’ala membuka segala pintu kebaikan kepada kita– untuk edisi kali ini kami akan mengulas tafsir surat terpendek dari Al Qur’an yaitu surat Al Ashr. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3) 

Download Kajian

http://statics.ilmoe.com/kajian/users/atstsurayya/Raudhatul-Uqala-wa-Nuzhatul-Fudhala/

Lailatul Qadar Selalu pada Malam 27?


Lailatul Qadar Selalu pada Malam 27?

Sering ada anggapan bahwa kemungkinan besar malam yang dinanti-nanti itu akan tiba pada malam 27. Sehingga, tidaklah mengherankan kalau banyak kaum muslimin -termasuk ikhwanuna salafiyyun- yang menghidupkan malam tersebut dengan porsi ibadah yang lebih dibandingkan malam-malam yang lain.