Kamis, 18 Agustus 2011


Konsultasi Ramadhan : Mengucapkan Selamat dengan Datangnya Bulan Ramadhan (Revisi)


HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT
DENGAN DATANGNYA BULAN RAMADHAN

Pertanyaan : Sering kita mendengar, banyak kaum muslimin yang mengucapkan selamat dengan datangnya bulan Ramadhan. Misalnya mengucapkan “Ramadhan Mubarak.” Apakah perbuatan ini boleh dalam syari’at?
Pertanyaan ini telah dijawab oleh dua ‘ulama besar masa ini.
1. Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah :
Ramadhan merupakan bulan yang agung. Bulan penuh barakah yang kaum muslimin bergembira dengannya. Dan dulul Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para shahahbatnya Radhiyallah ‘anhum bergembira dengan datangnya Ramadhan. Dulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga memberikan kabar gembiri kepada para shahabatnya tentang datangnya Ramadhan.
Apabila kaum muslimin bergembira dengan datangnya Ramadhan, dan memberikan kabar gembira dengan datangnya bulan Ramadhan, satu sama lain saling mengucapkan selamat dengan datangnya Ramadhan, maka hal ini tidak mengapa, sebagaimana hal ini juga biasa dilakuka oleh para salafush shalih.
Karena memang bulan ini adalah bulan yang agung, penuh barakah, dan muslimin gembira dengannya, sebab bulan ini bulan penghapusan kesalahan, pemaafan dosa, dan bulan untuk berlomba dalam kebaikan dan amal shalih.

2. Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan rahimahullah :
Mengucapkan selamat datangnya bulan Ramadhan tidak mengapa. Karena dulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memberikan berita gembira kepada para shahabatnya akan datangnya bulan Ramadhan, memberikan semangat kepada mereka untuk memperbanyak amal shalih padanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman :
( قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ )
Katakanlah dengan keutamaan Allah dan rahmat-Nya maka dengan itu bergembiralah kalian. (Yunus: 58)
Jadi ucapan selamat dan kegembiraan dengan datangnya bulan Ramadhan menunjukkan semangat yang besar terhadap kebaikan. Dulu para salafush shalih juga biasa mengucapkan selamat satu sama lain dengan datangnya bulan Ramadhan dalam rangka mencontoh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Sebagaimana dalam hadits dari shahabat Salman dalam kisah yang panjang, di dalamnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
« ‏أيها الناس‏‏ قد أظلكم شهر عظيم مبارك … »
Wahai umat manusia, telah datang kepada kalian bulan agung yang penuh barakah … [1]


[1] HR. Al-Baihaqi. Hadits dengan lafazh ini dha’if, bahkan dalam kitab Dha’if At-Targhib wa At-Tarhib Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah menyatakannya sebagai hadits munkar.
Namun terdapat hadits lain dengan lafazh :
أتاكم رمضان شهر مبارك
Telah datang kepada kalian Ramadhan, syahrun mubarak … ” An-Nasa`i
Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasa`i

 

 

ada satu pesan Ke “Konsultasi Ramadhan : Mengucapkan Selamat dengan Datangnya Bulan Ramadhan (Revisi)”

  1. Ana dpt sms spt ini “Pada akhir khotbah Jumat terakhir bulan Sya’ban Rasululloh mengucapkan amin..amin..amin..Selesai sholat sahabat bertanya mengapa Rasul mengucap amin sampai 3 kali. Nabi menjawab, Aku mengamini doa Jibril kepada Alloh :
    1. Ya Alloh abaikanlah pahala puasa umat Muhammad apabila menjelang Ramadhan mereka tidak mohon maaf terlebih dahulu kepada ke 2 orangtuanya
    2. Ya Alloh abaikanlah pahala puasa umat Muhammad apabila menjelang Ramadhan mereka tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri
    3. Ya Alloh abaikanlah pahala puasa umat Muhammad apabila menjelang Ramadhan mereka tidak saling bermaafan terlebih dahulu dengan orang lain di sekitarnya.Marhaban Ya Ramadhan,dari lubuk hati yang paling dalam mengucapkan mohon maaf lahir&batin….”
    Yang ana tanyakan apa benar isi sms di atas? apakah slg meminta maaf sblm Ramadhan ada tuntunannya dlm syariat?
    Jazakumullohu khoiron..
    —admin—
    hadits yang menyebutkan tentang doa Jibril dengan lafazh tersebut tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadits, sehingga orang yang menyebutkan haidts tersebut tidak ada yang bisa menyebutkan dari riwayat siapa. kalaupun ada yang menyebutkan, ternyata setelah dirujuk lafazhnya jauh berbeda yaitu:
    “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam naik mimbar kemudian bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya: “Mengapa anda berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Celakalah seorang hamba yang melewati Ramadhan tetapi tidak mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Celakalah seorang hamba yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya masih hidup, namun tidak bisa membuatnya masuk Jannah (karena tidak mau berbakti kepada orang tuanya)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Celakalah seorang hamba yang tidak bershalawat kepadaku ketika namaku disebut’, maka kukatakan, ‘Amin”.”
    Dari sini -wallahu a’lam-, mengkhususkan bermaafan menjelang Ramadhan tidak ada tuntunannya, adapun bermaafan itu hendaknya dilakukan di setiap waktu dan tempat, tidak dikhususkan pada waktu dan tempat tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar