Konsultasi
Ramadhan : Mengucapkan Selamat dengan Datangnya Bulan Ramadhan (Revisi)
HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT
DENGAN DATANGNYA BULAN RAMADHAN
Pertanyaan
: Sering kita mendengar, banyak kaum muslimin yang mengucapkan selamat
dengan datangnya bulan Ramadhan. Misalnya mengucapkan “Ramadhan Mubarak.” Apakah
perbuatan ini boleh dalam syari’at?
Pertanyaan
ini telah dijawab oleh dua ‘ulama besar masa ini.
1.
Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah :
Ramadhan
merupakan bulan yang agung. Bulan penuh barakah yang kaum muslimin bergembira
dengannya. Dan dulul Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para
shahahbatnya Radhiyallah ‘anhum bergembira dengan datangnya Ramadhan.
Dulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga memberikan kabar gembiri
kepada para shahabatnya tentang datangnya Ramadhan.
Apabila
kaum muslimin bergembira dengan datangnya Ramadhan, dan memberikan kabar gembira
dengan datangnya bulan Ramadhan, satu sama lain saling mengucapkan selamat
dengan datangnya Ramadhan, maka hal ini tidak mengapa, sebagaimana hal ini juga
biasa dilakuka oleh para salafush shalih.
Karena
memang bulan ini adalah bulan yang agung, penuh barakah, dan muslimin gembira
dengannya, sebab bulan ini bulan penghapusan kesalahan, pemaafan dosa, dan bulan
untuk berlomba dalam kebaikan dan amal shalih.
2.
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan rahimahullah :
Mengucapkan
selamat datangnya bulan Ramadhan tidak mengapa. Karena dulu Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam memberikan berita gembira kepada para shahabatnya akan
datangnya bulan Ramadhan, memberikan semangat kepada mereka untuk memperbanyak
amal shalih padanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman :
(
قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ
)
Katakanlah dengan keutamaan Allah dan rahmat-Nya maka dengan
itu bergembiralah kalian. (Yunus: 58)
Jadi ucapan
selamat dan kegembiraan dengan datangnya bulan Ramadhan menunjukkan semangat
yang besar terhadap kebaikan. Dulu para salafush shalih juga biasa mengucapkan
selamat satu sama lain dengan datangnya bulan Ramadhan dalam rangka mencontoh
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Sebagaimana dalam hadits dari
shahabat Salman dalam kisah yang panjang, di dalamnya Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam bersabda :
« أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم مبارك … »
Wahai
umat manusia, telah datang kepada kalian bulan agung yang penuh barakah …
[1]
[1] HR. Al-Baihaqi. Hadits dengan lafazh ini
dha’if, bahkan dalam kitab
Dha’if At-Targhib wa At-Tarhib Asy-Syaikh
Al-Albani
rahimahullah menyatakannya sebagai hadits munkar.
Namun
terdapat hadits lain dengan lafazh :
أتاكم رمضان شهر مبارك
Telah
datang kepada kalian Ramadhan, syahrun mubarak … ”
An-Nasa`i
Dishahihkan
oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasa`i
ada satu pesan Ke
“Konsultasi Ramadhan : Mengucapkan Selamat dengan Datangnya Bulan Ramadhan
(Revisi)”
16 August, 2010, Jam: 12:49 pm
1. Ya Alloh abaikanlah pahala puasa umat Muhammad apabila menjelang Ramadhan mereka tidak mohon maaf terlebih dahulu kepada ke 2 orangtuanya
2. Ya Alloh abaikanlah pahala puasa umat Muhammad apabila menjelang Ramadhan mereka tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri
3. Ya Alloh abaikanlah pahala puasa umat Muhammad apabila menjelang Ramadhan mereka tidak saling bermaafan terlebih dahulu dengan orang lain di sekitarnya.Marhaban Ya Ramadhan,dari lubuk hati yang paling dalam mengucapkan mohon maaf lahir&batin….”
Yang ana tanyakan apa benar isi sms di atas? apakah slg meminta maaf sblm Ramadhan ada tuntunannya dlm syariat?
Jazakumullohu khoiron..
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam naik mimbar kemudian bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya: “Mengapa anda berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Celakalah seorang hamba yang melewati Ramadhan tetapi tidak mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Celakalah seorang hamba yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya masih hidup, namun tidak bisa membuatnya masuk Jannah (karena tidak mau berbakti kepada orang tuanya)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Celakalah seorang hamba yang tidak bershalawat kepadaku ketika namaku disebut’, maka kukatakan, ‘Amin”.”
Dari sini -wallahu a’lam-, mengkhususkan bermaafan menjelang Ramadhan tidak ada tuntunannya, adapun bermaafan itu hendaknya dilakukan di setiap waktu dan tempat, tidak dikhususkan pada waktu dan tempat tertentu.